Chapter 2 Part 4:Tempatku Kembali Begitu Jauh
"Sisi Utara, kelar semua ... ya."
"Sisi Utara, kelar semua ... ya."
Suara sepatu bot tentara dengan mantap menekan ke
lantai batu bergema di seluruh sisi utara Kastil Camellia. Seorang penjaga
istana yang mengenakan peralatan yang disediakan oleh kerajaan kepada semua
penjaga, sedang berjalan keluar dari sebuah ruangan di mana tidak seorang pun
hadir, hanya diterangi oleh satu lilin di tangannya. Dia menutup pintu. Ini
adalah ruangan terakhir di sisi utara. Tidak ada yang spesial di seluruh sisi,
yang menandai berakhirnya patroli penjaga itu.
Mengelilingi kastil setiap hari adalah tugas yang
saat ini ditunjuk untuk penjaga ini. Jelas tugasnya bukan untuk berpatroli di
siang hari, tetapi di tengah malam ketika seluruh kastil sedang tidur. Camellia
pada siang hari sangat berbeda dari Camellia di malam hari. Cahaya dari
matahari tidak lagi menerangi jalan melalui jendela. Meskipun sangat gelap,
untuk menghemat biaya semua lilin dipadamkan pada malam hari. Penjaga hanya memiliki
satu lilin untuk menerangi sekelilingnya dan cahaya dari bulan. Karena sumber
cahaya ini hanya menyebarkan cahaya samar ke sekelilingnya, itu pasti
pengalaman yang menegangkan.
Karena alasan-alasan inilah tugas mematroli kastil
malam adalah salah satu yang tidak diinginkan oleh siapa pun. Kurangnya cahaya
pasti meninggalkan kesan kastil dengan perasaan tak menyenangkan. Karena ini
adalah pekerjaan yang dibenci, penjaga senior sering melempar tanggung jawab
ini ke yang lebih muda. Mereka sering menggunakan alasan bahwa itu adalah
kesempatan yang baik untuk menghafal tata letak kastil.
"Haa ... aku hanya ingin ini berakhir dengan
cepat ..."
Penjaga ini adalah salah satu penjaga muda yang terkena
lemparan tanggung jawab. Dia dibuat
untuk berpatroli di kastil pada malam hari oleh para senior yang berpangkat
lebih tinggi setelah diberikan banyak alasan yang tidak masuk akal ... Dia
hanya bisa mengeluh bahwa tidak ada apapun yang akan terjadi. Seperti apa idiot
yang akan menyerang kastil yang saat ini menjadi rumah pahlawan? Sejak pahlawan
itu dipanggil, keamanan di seluruh benteng telah diperkuat. Namun siapa pun
yang menyaksikan pelatihan pahlawan akan menyebut perintah tersebut sebagai tindakan
overprotective.
Penjaga muda ini pernah mengikuti pelatihan pahlawan
sekali. Itu benar-benar menakutkan. Pahlawan Reiji adalah sesuatu yang dikagumi
dan ditakuti semua penjaga. Dia telah bertarung melawan ksatria terhebat di
Kerajaan Astel dengan adil. Pada titik ini dia bahkan bisa menambahkan sepuluh
ksatria lainnya dan bertarung dengan cara yang keren dan tenang. Alih-alih
melindunginya, dialah yang seharusnya melindungi mereka. Penjaga itu hanya
berharap ada alasan untuk mengabaikan tugasnya saat dia mengeluh tentang
atasannya, lalu ...
"... Hm?"
Penjaga itu dengan jelas mendengar suara benturan
logam yang bergema di lorong di belakangnya. Dia segera berbalik dan mengangkat
lilinnya.
"Apakah ada orang di sana?"
Dia mengangkat suaranya, tetapi tidak ada jawaban.
Lilinnya tidak menerangi satu sosok pun. Di lorong, hanya sekitar sudut, hanya
ada satu ruangan. Itu adalah ruang yang dikabarkan bahwa hanya digunakan oleh
Court Mage ketika mereka melakukan ritual khusus. Penjaga itu sudah memeriksa
area itu. Pada saat itu dia tidak menemukan apapun ... Namun, tidak seperti
hari-hari sebelumnya, ada baju zirah besar di depan pintu.
“Harris, apakah itu kau? Ini bukan lelucon yang
bagus, tahu? ”
Penjaga itu memanggil rekannya yang juga berpatroli
di kastil pada malam hari untuk mencoba mengubah moodnya. Lorong khusus ini
dikenal sangat menyeramkan di antara semua penjaga. Mungkin saja penjaga lain
menggunakan fakta ini untuk memainkan lelucon dan membuatnya takut. Atau
setidaknya penjaga itu berharap itu terjadi. Penjaga itu ingin melarikan diri
dan meringkuk menjadi bola dan berpura-pura bahwa dia tidak mendengar apa pun
... Dan sekali lagi, bahkan lebih keras dari sebelumnya, sebuah dentang logam
besar berbunyi di sepanjang lorong ...
Keringat dingin sekarang mengalir di punggung
penjaga. Apakah itu penyusup? Tentunya bahkan rekan-rekannya tidak akan membuat
lelucon sampai sejauh ini. Dia tidak punya pilihan selain meneruskan ke depan
dan mencari tahu apa yang terjadi. Mungkin saja ini adalah taktik oleh para
iblis yang meincar sang pahlawan setelah semua. Penjaga itu mempertanyakan
bagaimana sesuatu bisa melewati alat sihir yang disiapkan oleh penyihir terhebat
kerajaan, White Flame. Meskipun demikian, dia menarik pedangnya dan mendekati
sumber suara dengan mantap. Dalam keadaan darurat ia juga meminta peluit untuk
meminta bantuan. Bahkan jika yang terburuk terjadi padanya, dia bisa memberi
tahu yang lain. Lalu...
“... Huh. Apaan ? Tidak ada yang salah di sini. Alhamdulillah,
ternyata itu cuma perasaanku. ”
Ketakutan dan kecemasan penjaga itu mereda. Satu-satunya
hal yang dia temukan ketika dia tiba adalah armor besar yang berdiri di depan
pintu. Tidak ada penyusup, dan seperti yang diharapkan tidak mungkin ada Iblis
di sini. Itu sudah jelas. Di tempat pertama, satu-satunya yang akan berkeliaran
di sekitar Kastil Camellia pada jam ini adalah pemuda yang berdiri tepat di
depan matanya. Menilai bahwa dia tidak lagi membutuhkan pedangnya, penjaga
mengembalikannya ke sarungnya. Itu salahnya sendiri karena membiarkan
penjagaannya turun. Dia lelah karena berpatroli di kastil setiap malam dan
memutuskan untuk cepat kembali dan tidur. Penjaga itu menguap saat tiba-tiba mengantuk.
Pria muda yang berdiri di depannya mengucapkan selamat malam kepadanya dengan
senyum sambil melambai padanya. Pada kejadian ini, dia berbalik dan mengucapkan
selamat malam.
* * *
“Fiuhhh. Hampir saja..."
Suimei berdiri di sana melambaikan tangan ke penjaga
yang mengantuk. Saat penjaga lenyap dari pandangannya, dia menghembuskan nafas
yang dia tahan. Dia tidak menyangka bahwa seorang penjaga akan tetap berpatroli
di kastil. Suimei berasumsi bahwa tidak ada orang yang tetap terjaga dan lalai.
Kesempatan pertemuan ini benar-benar lahir dari kelalaiannya sendiri. Namun, beruntungnya
itu bukanlah seorang penyihir atau orang yang terampil. Dia hanya orang biasa.
Dia segera jatuh di bawah mantra Suimei, dan kembali dengan tenang. Suimei
tidak perlu khawatir lagi. Setelah istirahat panjang yang menyenangkan, penjaga
itu akan melupakan semua yang terjadi. Itu adalah kejadian yang tidak terduga,
namun penyebabnya adalah armor di sebelah Suimei ...
“Ya ampun, untuk berpikir dia* akan mengeluarkan
robot. Meskipun tidak ada apa-apa di sini sampai sekarang, seberapa bencikah
wanita itu kepadaku ...? ”
*yg dimaksud Suimei “dia (she)” di sini
itu Felmenia.
Suimei memberi pandangan dingin pada baju besi hias
yang berdiri di sampingnya. Apakah Suimei mengarahkan pandangan dingin ini ke
armor, atau wanitadi balikpenempatannya ...? Automaton. Umumnya
diklasifikasikan di bawah alkimia. Itu adalah teknik untuk memproduksi golem.
Mereka adalah boneka yang terbuat dari kayu atau tanah. Yang satu ini adalah
seperangkat baju besi yang dipenuhi sihir yang dibuat untuk meniru makhluk
hidup. Sudah diatur sedemikian rupa sehingga ketika kondisi tertentu terpenuhi golem
akan mengambil tindakan dan mempertahankan diri. Dalam hal dunia modern, itu
adalah sesuatu yang mirip dengan android.
Di dunia Suimei, ini berasal dari salah satu
Kabbalah Ibrani. Itu adalah teknik tersembunyi yang terlindung dengan baik.
Karena mereka berada di dunia lain, sihir yang digunakan di sini tidak ada
hubungannya dengan itu. Suimei mengetuk armornya dengan ringan, dan jatuh ke
tanah seolah-olah itu benar-benar dibongkar. Menjadi tumpukan baja sederhana di
atas tanah. Meskipun golem itu membuat cukup banyak suara, tidak ada orang di
sekitar lagi yang mendengarnya. Suimei menghela nafas lagi. Suara pertama yang
dihasilkan sebelumnya adalah ketika armor tiba-tiba menyerang Suimei. Suara
kedua berasal dari saat Suimei memecahkan armor.
(Namun, ini dibuat dengan sangat baik. Sepertinya
tidak dibuat baru-baru ini, setidaknya itu tidak dibuat oleh seseorang yang
masih ada di sini ...)
Tapi di mana mereka menyimpan relik ini? Suimei
telah merasakan bahayanya sebelum dia datang, jadi dia benar-benar siap menghadapi
situasi ini dan menanganinya dengan cepat ... Tapi tetap saja, itu adalah
boneka yang dibuat dengan sangat baik. Seperti yang baru saja dia alami, robot
ini adalah tipe yang bereaksi terhadap mana dari setiap penyusup di sekitarnya,
dan kemudian mulai menguras mana itu. Dibangun dengan pertahanan fisik dan
magis. Tidak hanya menggunakan pedang dengan jumlah agresi yang mematikan ...
itu luar biasa, dan juga kejam.
“... Serius, apa yang dipikirkan wanita itu? Tidak
peduli sebanyak apa aku berkeliaran di sekitar kastil sesukaku, untuk seseorang
yang bukan pembunuh musuh akan keterlaluan bukan? Bukankah kau seharusnya
menjadi sekelompok tanggung jawab dan
kebanggaan? ”
Suimei saat ini mengeluh tentang Court Mage Felmenia
sambil membuat wajah masam. Dia kesal. Meskipun mereka berdua adalah penyihir
yang berjalan di jalur yang sama, untuk dengan tenang memasang perangkap yang
bisa dengan mudah membunuh targetnya membuatnya terlalu berlebihan. Berapa
banyak yang dia curahkan ke dalam kebanggaannya dalam melayani Kerajaan?
SepertiFelmenia mengatakan kepadanya bahwa selama dia masuk tanpa izin di
kebunnya, dia tidak akan menunjukkan belas kasihan padanya.
“Ah ... Yah. Aku mengerti. Untuk penyihir, ini
sangat alami ... kan ...? Yeah."
Suimei bertanya-tanya apa jenis kesalahpahaman yang
dia buat. Meskipun ini adalah dunia lain, Penyihir adalah penyihir. Jika
seseorang bertujuan untuk mencuri penelitian mereka, dan melangkah ke sarang
mereka, itu wajar untuk menanggapinya dengan maksud untuk membunuh. Meskipun
ini adalah dunia lain, hal yang sama mungkin masih diterapkan. Meskipun Suimei
tidak sepenuhnya yakin tentang fakta ini.
(Tetap saja, bukankah ini terlalu kasar ? Apakah ini
artinya membalasku jutaan kali?)
Suimei mengerutkan alisnya saat dia mengingat
pertemuan terakhir mereka. Dia tidak mengharapkan tingkah lakunya yang sopan
dibayar kembali dengan cara seperti itu. Dia pasti bertujuan untuk membunuhku
di sini.
“... Yah, apapun itu. Jika dia akan mendatangiku
dengan maksud seperti itu, artinya aku hanya perlu merespon dengan baik. ”
Seperti yang diharapkan, dia tidak bisa diam saja
setelah sampai sejauh ini. Suimei mengucapkan kata-kata berbahaya itu sambil
membuat ekspresi jahat. Ini bukan ekspresi seorang pemuda, itu adalah ekspresi
seorang penyihir yang bersiap untuk bertempur. Suimei kemudian mengalihkan
perhatiannya ke sisa-sisa armor yang tergeletak di kakinya. Akan menjadi
masalah membiarkannya seperti ini. Suimei tidak terlalu peduli jika Felmenia
menemukannya, tetapi jika orang lain yang menemukan golem itu, bisa menimbulkan
keributan. Suimei tidak ingin lebih banyak penjaga berpatroli.
"Yah, ayo lakukan ..."
Suimei mulai membangun sihirnya dengan menggunakan jumlah
mana yang minimum. Sebuah lingkaran sihir kecil berwarna merah terbentuk dan
mulai mengembang. Banyak angka dan karakter ditulis pada lingkaran sihir.
Lingkaran itu berputar ketika ia meluas dan kemudian berhenti ketika ia stabil.
"Renovatio
Redivivus" (Pemulihan dan Rekonstitusi)
Itu adalah sihir dasar pemulihan yang paling
mendasar. Sihir tidak memperbaiki apa pun, itu hanya mengembalikan objek ke
keadaan sebelumnya. Dua lingkaran sihir muncul di bawah Automaton. Mereka
berdua berputar saat salah satu dari mereka mulai bergerak ke atas. Seakan
mengikuti lingkaran yang bergerak ke atas, armor itu membangun kembali dirinya
sendiri. Ketika lingkaran mencapai puncaknya, robot telah benar-benar kembali
ke keadaan sebelumnya.
“... Sudah jadi. Tidak baik maupun buruk. Sama seperti
biasanya. ”
Saat Suimei memuji dirinya sendiri atas kelancaran
eksekusi sihir yang melakukan persis apa yang harus dilakukan, Automaton itu
sekali lagi berdiri dengan tegak lurus. Itu tidak akan bergerak lagi. Sihir
yang ditorehkan ke dalam armor telah dihancurkan sepenuhnya oleh Suimei. Ini
baru saja menjadi rongsokan dalam bentuk robot.
* * *
Meninggalkan robot yang rusak, Suimei memasuki
ruangan yang dijaga. Dia sudah cukup terbiasa datang ke sini. Ini adalah satu
tempat selain ruang arsip yang sering dikunjungi Suimei, tempat ritual
pemanggilan. Tujuannya jelas, dia menganalisa dan mengartikan bentuk lingkaran
pemanggilan di ruangan ini sehingga dia bisa mendapatkan metode untuk kembali
ke dunianya sendiri. Setiap kali Suimei tidak membaca buku atau tidur, dia
selalu di sini mempelajari lingkaran pemanggilan terlepas dari apakah itu siang
atau malam.
Suimei ingin kembali ke dunianya sendiri. Tidak
peduli biayanya. Suimei masih harus menyelesaikan tesis sihir yang dipercayakan
ayahnya kepadanya. Cara tercepat untuk mencapai ini adalah mengumpulkan bahan
penelitian, benda-benda sihir, dan hasil penelitian di dunianya sendiri.
Tentunya diberikan waktu yang cukup itu bukan sesuatu yang tidak bisa dia capai
di dunia ini. Namun itu adalah sesuatu yang tidak yakin bisa dia capai sebelum
dia mati di dunianya sendiri. Waktu sangat berharga, itu tidak bisa
disia-siakan. Itulah mengapa prioritas tertingginya saat itu adalah kembali ke
dunianya sendiri. Itu jelas merupakan faktor utama tetapi ...
"Aku yakin keduanya juga ingin kembali
..."
Suimei berpikir ini sebagai cahaya dari sihirnya
yang dengan lembut melambung dari dinding batu. Suimei tahu. Reiji akan menatap
kekosongan langit sesekali. Di luar kekosongan luas itu, dia pasti sedang membayangkan
tentang rumahnya yang hilang. Dia pasti memiliki perasaan sedih yang tak akan
pernah hilang kepada orang-orang yang dicintainya bahwa dia bahkan tidak bisa
mengucapkan selamat tinggal. Suimei tahu. Mizuki akan mulai menangis ketika dia
sendirian di kamarnya. Dengan harga mengikuti di belakang pria yang
dicintainya, dia dicekam rasa takut akan kesepian saat dia meninggalkan semua
orang yang dia kenal.
Setiap kali Suimei memikirkan hal ini, sesuatu akan
mendidih di dalam hatinya. Dia tidak yakin apa itu, tetapi dia hanya bisa
menggambarkannya sebagai panas. Dia tidak ingin hari sebelum mereka berada di
tengah bangsawan kerajaan menjadi saatterakhir kali bagi mereka untuk dapat
melihat keluarga mereka. Dia tidak ingin mereka menderita selama sisa hidup mereka
memikirkan orang-orang yang tidak akan pernah mereka temui lagi. Selama harapan
ada, Suimei tidak akan menyerah. Untuk alasan semacam ini, Suimei menerima
harapan ayahnya agar dia menjadi penyihir. Sehingga dia memiliki kekuatan untuk
melawan setiap peluang yang tidak masuk akal ... Dia ingin membuktikan kepada
dunia, bahwa dia bisa menyelamatkan mereka yang tidak bisa diselamatkan. Hanya
satu pemikiran ini yang mendorongnya ke depan.
"... Aku tidak bisa pergi bersama mereka, tapi
aku juga harus mencoba yang terbaik."
Suimei mengucapkan kata-kata ini sehingga dia tidak
akan melupakannya. Dia telah mengubah tekadnya menjadi kata-kata. Dia tidak
akan menemani mereka dalam perjalanan mereka, itu sebabnya tanpa gagal, ketika
saatnya tiba dia akan memberi mereka pilihan. Dengan demikian dia bersumpah
pada dirinya sendiri. Seakan menuangkan air dingin pada tekadnya yang mulia,
Suimei merasakan keberadaan Mana di dekatnya. Keberadaan yang mencoba untuk
menyembunyikan diri dengan terampil, tapi tanpa keraguan itu adalah kehadiran
manusia. Tidak, itu tidak begitu jelas bagi Suimei. Itu adalah salah satu yang
dikenal sebagai White Flame, Felmenia Stingray Sang Court Mage.
Felmenia mendekati ruangan dengan langkahnya sendiri
dan berhenti di depan Automaton. Setelah beberapa saat, dia mulai mencapai
ruangan dengan menggunakan celah kecil yang Suimei telah biarkan terbuka. Sudah
berapa kali dia mengikutinya sampai titik ini? Suimei pura-pura tidak
memperhatikan dan meninggalkannya ke muslihatnya sendiri. Dia benar-benar tidak
lelah mengulangi tindakan ini. Setelah mengamati tindakannya untuk sementara
waktu, dia diam-diam pergi sendiri.
“Hanya sedikit lagi sampai aku menuai benih yang
ditabur, adalah apa yang mereka katakan? Sudah saatnya aku mulai memikirkan
panggung dan waktu ... ”
Suimei sudah memiliki cukup persiapan. Dia harus
menghukum orang yang dengan penuh perhatian menguntit dirinya. Sisi lain berharap
untuk menjadi orang yang menghukumnya. Untuk memutarnya dan melihat wajah
terkejutnya, ini juga mungkin cukup lucu.
* * *
Beberapa saat setelah Suimei memasuki ruang terdalam
dari sisi utara Kastil Raja Almadius, Camellia, Felmenia berdiri di depan pintu
benar-benar tercengang.
(Ini ... Apa-apaan ...?)
Felmenia hanya bisa menggumamkan kata-kata yang membingungkan
itu di kepalanya. Itu alami. Bagi siapa saja yang mengetahui apa sebenarnya
armor hias di depannya, itu sudah jelas. Armor yang berdiri di depannya
memiliki nama resmi Slamas Armor. Itu diciptakan oleh seorang mage yang dikenal
karena kepahlawanannya sepanjang sejarah panjang kerajaan Astel. Itu adalah
golem otomatis yang diciptakan dengan apa yang disebut sebagai salah satu
mantra terbesar di seluruh Negeri. Itu dibuat menggunakan sihir tanah oleh Great
Sage yang juga berkontribusi pada sebagian besar pembangunan Kastil Camellia. Sang
Great Sage ini telah menghabiskan seluruh hidupnya hanya dengan menciptakan
satu golem ini.
Adapun mengapa golem ini saat ini berdiri di tempat
ini, itu jelas karena Felmenia memasangnya di sana. Dia membawanya dengan
maksud menghentikan penyihir tak dikenal Suimei Yakagi. Setelah berkonsultasi
dengan Court Mage lain, menggunakan dia sebagai perantara, dia membawanya ke
sini dari ruangan relik. Dia telah meramalkan bahwa Suimei akan datang ke sini
lagi dan meletakkannya di jalannya. Dia menunggu patroli penjaga berakhir
sebelum datang sendiri, namun golem itu masih berdiri di sana seolah-olah tidak
ada yang terjadi.
Dalam hal ini orang biasanya berasumsi bahwa Suimei
sudah menyerah dan pergi, tetapi pintu ke ruangan itu dibiarkan sedikit
terbuka. Felmenia memutuskan untuk menguji fungsi golem itu untuk memastikan.
Namun golem terhebat di negara ini sudah menjadi rongsokan dalam bentuk golem.
(Ini terlalu kejam untuk pencipta golem ...)
Felmenia mengeluarkan gumaman tercengang. Dia
sebelumnya telah memverifikasi bahwa golem itu sudah diaktifkan dan mampu
bergerak sendiri. Tidak mungkin golem itu tidak mengambil tindakan di sini.
Tapi jika itu mengambil tindakan, golem itu pasti bertarung dengan Suimei.
Namun tidak ada satu pun bekas pertarungan yang terjadi di sekitarnya. Tapi itu
tidak mungkin. Golem ini dibuat bertujuan untuk digunakan dalam keadaan defensif.
Selama tes aktivasi Felmenia telah menjadi lawannya, itu bukan musuh yang bisa
dihentikan dengan mudah.
Jadi bagaimana golem itu bisa hancur sepenuhnya?
Sihir yang tertulis di dalam golem itu benar-benar dimusnahkan. Namun
eksteriornya benar-benar tidak tergores dan berdiri tepat di tempat dia
meninggalkannya. Sihir seperti apa yang bisa membuat golem dalam keadaan separah ini? Bahkan jika seseorang dengan paksa mengontrolnya, setidaknya bagian luarnya akan rusak. Namun bahkan tidak ada jejak sihir yang
telah digunakan di daerah sini. Felmenia sama
sekali tidak mengerti bagaimana golem itu dapat dikalahkan. Pelakunya berada di dalam ruangan dengan cahaya, menatap lingkaran pemanggilan seperti biasa. Seolah-olah
dia benar-benar mengabaikan tindakan Felmenia seperti mereka tidak berarti
apa-apa baginya.
(Sial ...)
Felmenia menjadi marah pada imajinasinya sendiri.
Dia meludahkan kata-kata kasar yang tidak pernah dia ucapkan sejak dia
dilahirkan. Felmenia marah karena dia, yang disebut jenius, yang menjadi Court Mage
lebih cepat daripada siapa pun, Felmenia Stingray yang hebat yang naik ke
puncak benar-benar diperlakukan seperti setitik debu di dinding. Dia sangat
tersinggung dengan ini. Felmenia tahu bahwa saat ini Suimeimengabaikan
Felmenia, namun itu masih
membuatnya marah. Dia tidak bisa memaafkan penyihir gadunganyang meremehkan seorang Court Mage. Felmenia tidak bisa memaafkannya karena sepenuhnya
mengabaikan pertimbangannya dan melakukan apa pun yang diinginkannya. Golem
hancur karena dia telah melakukan sesuatu
dengan cara tidak langsung. Dia bermaksud untuk membawanya kedalam posisi skakmat dan membuatnya menghentikan tindakannya
sendiri, tapi dia tetap bersikeras.
"Suimei-dono ... Tch."
Namun dia tidak bisa berbuat apa-apa padanya di
sini. Merasa kesal, Felmenia sekali lagi kembali ke kamarnya sendiri.
* * *
Felmenia kembali ke kamarnya larut malam dari kastil bagian utara sekali lagi. Dia meraih kenop pintu ruangannya.
"Eh ...?"
Untuk beberapa alasan, dia merasakan keberadaan Mana
yang ringan. Felmenia tidak ingat menggunakan sihir ketika dia pergi. Ketika
dia memeriksa kamarnya lebih dekat, sepertinya itu hanya imajinasinya. Tidak
ada jejak sihir yang digunakan di sekitarsitu.
Itu mungkin sisa-sisa mana yang tanpa sengaja keluar darinya. Untuk bereaksi terhadap hal semacam itu, dia pasti
sudah lelah. Semua ini adalah kesalahan Suimei Yakagi.
"Tch, sekarang aku memikirkannya ..."
Suatu hari, dia akan memberinya pelajaran. Saat dia
memikirkan pikiran berbahaya seperti itu, Felmenia membuat persiapan untuk pergi tidur malam ini. Namun pada saat itu.
“... Saya minta maaf
karena
telah mengganggu anda larut malam begini. Lord Stingray, apakah Anda punya waktu
luang sekarang? ”
Suara sopan dan ketukan datang dari sisi lain pintu.
Felmenia mengenali suara itu. Itu adalah Court Mage yang telah melaporkan tentang gerakan Suimei
padanya beberapa hari yang lalu. Dia bersiap untuk tidur, tetapi dia tidak bisa mengabaikannya begitu saja.
Felmenia meluruskan kembali jubah putihnya, dan mengundang tamu masuk. si Court Mage membuka pintu dan masuk dengan tenang.
"Terima kasih,
permisi
sebentar."
"Apa urusanmu denganku hari ini?"
Mempertimbangkan waktu, Felmenia tidak berniat hanya
mengobrol. Si Court Mage tampaknya
tidak tersinggung oleh kejujuran Felmenia dan menjawab.
"Ya. saya punya sesuatu yang harus saya katakan pada anda dengan tergesa-gesa ... ”
"Yang mana?"
"Tentu saja, tentang kasus Suimei Yakagi."
Seharusnya sudah jelas bahwa satu-satunya alasan
rekannya akan datang kepadanya seperti ini adalah informasi mengenai Suimei.
Pasti ada
sesuatu yang sangat penting hingga dia datang dengan tergesa-gesa. Ada juga kasus golem,
jadi Felmenia menguatkan diri dan berbicara.
"Jadi, apa yang sudah dilakukan pria itu?"
"Itu, sulit mengatakannya tapi ..."
"Mengapa demikian?"
“Saya baru saja memahami informasi ini sendiri
baru-baru ini, tetapi tampaknya pria itu tidak hanya berkeliaran di sekitar
kastil. Saya percaya dia berencana untuk membahayakan Yang Mulia Raja. ”
"Apa katamu!?"
Felmenia
berteriak keras terhadap Court Mage yang baru saja memberitahunya tentang
berita ini dengan suara serius.Dia terguncang oleh berita yang benar-benar
keterlaluan yang baru saja dia terima, setelah memikirkannya sedikit dia
menjawab.
"... Ah
tidak. Tidak peduli bagaimana kau melihatnya, bukankah kaumenyimpulkannya
sedikit terlalu jauh?Pertama Suimei-dono seharusnya tidak memiliki alasan untuk
mengincar Raja. ”
“Mengenai hal
itu, saya juga sependapat Anda.Namun tampaknya Suimei-dono menyimpan dendam
terhadap Yang Mulia Raja. Salah satu pelayan istana yang mengupingnya secara
sembunyi-sembunyi mengatakan Suimei mengatakan hal-hal seperti 'Tunggu saja'
dan kutukan lain yang diarahkan pada Raja saat dia berada di kamarnya. ”
"Apa
..."
“Dia juga
terlihat merusak perabotan karena frustrasi.Sepertinya dia cukup bermasalah. ”
Felmenia tidak
dapat berbicara setelah mendengar kata-kata si Court Mage. Tentu saja, apa yang
dia katakan tidak sepenuhnya keluar dari pertanyaan. Bahkan jika pemanggilan
pahlawan adalah keputusan yang dibuat di tingkat internasional, tanggung jawab
masih jatuh pada Yang Mulia Raja yang membuat keputusan akhir untuk negara
mereka sendiri.Suimei punya banyak alasan untuk menyimpan dendam terhadap Yang
Mulia karena alasan ini.
“Masih ada
lagi.Kami telah menempatkan beberapa alat sihir di sekitar kastil sebagai
tindakan pencegahan terhadap penyusup.Namun beberapa dari mereka telah dirusak.Selain
itu, alat sihir yang rusak sebagian besar terfokus pada sekitar kamar Baginda
Raja. ”
Setelah sampai
sejauh ini, kata-kata ini dapat diprediksi.Namun, Felmenia tidak bisa
menyembunyikan kegugupannya.
"Itu ...
Sudah kuduga ..."
"Benar.
Perangkap telah ditempatkan pada siang hari dan Suimei terlihat berkeliaran di
sekitar mereka oleh sejumlah saksi. Apakah ini bukan bukti yang jelas? ”
“Suimei-dono,
kau akan melakukan sampai sejauh itu ...?”
Felmenia menundukkan
kepalanya saat dia menggumamkan ini.Dia terkejut. Mengesampingkan fakta bahwa
dia berkeliaran, untuk berpikir dia akanmenyelinap untuk merencanakan kejahatan
seperti itu. Tidak perlu memikirkannya.Atau seharusnya tidak ada.Tapi ketika
dia mengingat Suimei dari hari itu, bayangan Suimei di dalam Felmenia hanya
semakin kabur.
"U
..."
Medan
penglihatan Felmenia mulai menyempit.Dia pusing.Wajah khawatir rekannya tampak
seperti di permukaan air yangberiak.Wajahnya semakin dan semakin terdistorsi.
"Apakah ada
masalah?"
"Tidak, aku
hanya sedikit pusing."
"Anda pasti
lelah.White Flame-dono sedang sibuk. ”
"Haa ...
Maafkan aku."
Pada pembicaraan
ringan antara keduanya, kepeningan Felmenia mulai mereda.Apakah dia
mengkhawatirkannya?Tapi Felmenia menganggap ini aneh.Baru beberapa saat yang
lalu mereka bertengkar. Mereka sama sekali tidak bisa memilih istilah yang
cocok selain hubungan yang buruk. Apakah itu sesuatu yang baru saja
diperbaiki?Sekarang mereka berbicara seolah-olah tidak ada yang terjadi di
antara mereka.Sepertinya mereka tidak dalam kondisi buruk seperti yang dia
pikirkan.Lebih penting lagi, masalah yang dihadapi adalah Suimei Yakagi.Dia
pasti tidak bisa memaafkan pria itu. Bagaimanapun, ia berencana untuk menyakiti
Yang Mulia Raja. Ketika pusingnya lenyap, dia jelas mengingat fakta ini.Saat
dia membulatkan tekadnya, dia berbicara.
"...
Sudahkah kamu memberitahu orang lain tentang informasi ini?"
"Belum, Saya
hanya memberi tahu Anda."
“Baiklah.Maka
tolong jaga rahasia ini dari para Court Mage lainnya. Kitaakan menyelesaikan
ini sebelum melaporkannya ke Yang Mulia Raja. "
Atas permintaan
Felmenia, si Court Mage memberi ekspresi bingung.
"Lord
Stingray?"
“... Aku akan
menyelesaikan kasus ini. Serahkan semuanya tentang pria itu kepadaku. "
Sama halnya
sepertisetelah berbicara dengan Raja, Felmenia bertekad untuk menyelesaikan
segalanya sendiri.Justru karena sedikit orang yang tahu informasi ini, dia bisa
menyelesaikannya sendiri.
“Seperti yang
Anda inginkan.Kemudian, saya mohon diri. ”
"Terima
kasih banyak karena informasimu walau sudah larut."
"Itu bukan
apa-apa, kalau begitu….."
Si Court Mage undur
diri dan meninggalkan ruangan seperti yang dia lakukan lima hari yang lalu.
Ketika rekannya pergi, Felmenia tidak lagi bisa menahannya.
"Untuk
berpikir dia adalah pria semacam itu ..."
Ketika dia mengutarakan
pikirannya, dia sekali lagi mulai mendidih dengan marah.Tidak hanya memunggungi
teman-temannya*, dia juga bergerak sendiri untuk memuaskan dendamnya sendiri,
untuk berpikir dia adalah seorang pria dengan sifatnya yangvulgar.Tidak hanya
itu, niat buruknya ditujukan pada Raja yang yang baik hati.Apakah kebaikan yang
dia tunjukkan pada hari itu hanyalah kebohongan belaka?Apakah dia seorang penyihir
yang bisa melakukan hal seperti itu dengan mudah?Semakin Felmenia
memikirkannya, itu semakin membuatnya marah.Dia tidak bisa memikirkan apapun
selain penghinaan terhadap penyihir yang vulgar itu.
*mungkin
artinya “meninggalkan temannya”
"Tch
..."
Dia semakin
pusing lagi.Ketika pusingnya hilang, pikiran Felmenia telah berubah sepenuhnya.
"... Diam-diam
merencanakan hal seperti itu, seorang penyihir tanpa memiliki sedikitpun
martabat..."
Seolah-olah Felmenia
memiliki pemikiran seperti itu sejak awal.Ini akan baik-baik saja. Dia akan
menghukumnya.
(Jika kau tidak
akan memikirkan dirimu sendiri dan hanya mengulangi kebodohanmu, maka lihat
saja. Aku pasti akan menunjukkan kepadamukedalaman sihir yang tidak kau mengerti.)
Di dalam hati
gadis muda yang dikenal sebagai White Flame, nyala api gelap mulai bergetar.
Dia menjadi terobsesi dengan ketenaran dan kekayaannya. Itu adalah nyala api
yang dibawa oleh mereka yang tersesat dan menjadi terlalu percaya diri dengan
kemampuan mereka sendiri ... Pada saat ini, di dalam Felmenia, rasa kewajiban
melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang dia pegang sebagai keyakinannya
dikalahkan oleh kebanggaan dan kesombongannya yang membesar. Dia telah
kehilangan semua pandangan tentang apa yang seharusnya dia lakukan. Dia hanya
peduli dengan bayangan pria muda dari dunia lain yang terbakar di balik kelopak
matanya. Karena dia tidak bisa lagi menahan amarahnya terhadap ingatan ini, dia
berbicara kepada dirinya sendiri sekali lagi.
“... Suimei
Yakagi. Pastikan untuk mengucapkan doa terakhirmu dan tunggu aku. Aku akan
benar-benar menunjukkan pada dirimu sendiri kekuatan dari yang dikenal sebagai
White Flame. ”
Tidak ada cara
bagi Felmenia untuk mengetahui bahwa tekadnya akan segera berubah menjadi
keputusasaan yang mutlak.
* * *
... Saat Felmenia menguatkan tekadnya yang kelam, sebuah suara penuh
penghinaan dikeluarkan di depan kamarnya.
"Terlalu mudah..."
Dia menyeringai ke arah suara Felmenia yang penuh dengan kesombongan
diri dari sisi lain pintu. Si Court Mage yang baru saja melaporkan ke Felmenia
berdiri di depan pintu seolah mengejeknya.
"Jadi, benih sudah ditanam."
Saat dia mengucapkan kata-kata ini, dia menarik kerudungnya ke atas
kepalanya.Orang yang Felmenia sebut sebagai Court Mage menghilang ke kegelapan.
* * *
Translator : Haruto
No comments:
Post a Comment